Ruang Baca

Suasana Ruang Baca di Perpustakaan. Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas mata kuliah.

Gedung Perpustakaan Polikant

Perpustakaan Politeknik Perikanan Negeri Tual

Quiet Room

Ruang Baca diam bagi pengunjung perpustakaan Politeknik Perikanan negeri Tual

Ruang Baca

Suasana di Ruang Baca. Mahasiswa mengerjakan tugas Mata Kuliah

Perpustakaan Polikant

Gedung Baru Perpustakaan Politeknik Perikanan Negeri Tual. Jl. Langgur-Sathean Km. 06, Maluku Tenggara

Monday, March 31, 2014

Neritic Volume 5 Nomor 01 tahun 2014

Terbitan Berkala Ilmiah "Neritic" yang dikelola oleh Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), pada bulan Maret 2014 ini telah diterbitkan dengan 8 Artikel. Ke-8 Artikel tersebut berasal dari berbagai disiplin kajian dan lingkup Ilmu-ilmu Perikanan dan Kelautan. Ke-8Artikel yang terbit pada edisi ini, antara lain :





No
Judul Artikel
Penulis
1
Kandungan Gizi Tepung Ikan untuk Pangan dari Ikan Layang Decapterus spp
E.J. Tapotubun
Cenny Putnarubun
2
Kondisi Terumbu Karang Di Pesisir Barat Pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara
Zulfikar Afandy
Eka A. Supeni
3
Anomali Tinggi Paras Laut (ATPL) Perairan Kepulauan Kei dan Sekitarnya berdasarkan Data Altimetry
Aguinaldo H. Suikeno
Anthon D. Kilmanun
4
Kepadatan dan Keanekaragaman Diatom Bentik pada Sedimen di Perairan Intertidal Desa Tulehu
Anita Padang
5
Strategi Pengembangan Penangkapan Ikan Pelagis Kecil dengan Alat Tangkap Pancing di Kabupaten Maluku Tenggara 
E.C. Ohoiwutun
6
Efek  Kalsium dan Salinitas pada Osmoregulasi Juvenil Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii De Man)
Jenny Abidin
7
Analisis Penetapan Harga Jual Rumput Laut pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Letvuan Kabupaten Maluku  Tenggara
Ida I D.A.R. Susanty
Anna M. Ngabalin
8
Habitat Teripang di Perairan Ohoidertom, Kepulauan Kei
S.P.T. Rahantoknam
N. Y. G. F. Erbabley

Sunday, March 30, 2014

Struktur Organisasi Perpustakaan Polikant

STRUKTUR ORGANISASI
PERPUSTAKAAN POLITEKNIK PERIKANAN NEGERI TUAL


Friday, March 7, 2014

Tata Tertib Perpustakaan

A. PERSYARATAN

A.I SYARAT MASUK
  1. Kepemilikan KTM sah
  2. Anggota Perpustakaan POLIKANT
  3. Menitipkan semua barang bawaan kecuali barang berharga

A.II SYARAT KELUAR
  1. Penyelesaian jenis transaksi
  2. Pemeriksaan barang bawan
  3. Pemeriksaan lain bila dipandang perlu

B. LARANGAN
  1. Memutilasi bahan pustaka berupa buku ataupun non buku
  2. Mempraktekan vandalisme
  3. Melakukan tindakan dan perilaku asusila
  4. Menimbulkan suara berisik, gaduh, pekik
  5. Mengatur sendiri susunan koleksi dengan segala cara
  6. Mengenakan sandal, celana pendek, jaket dan topi
  7. Membuang sampah sembarangan
  8. Makan, minum (kecuali di area library lounge) dan merokok

C. ANJURAN
  1.  Berpakaian wajarnya kaum intelektual
  2.  Mengembalikan bahan pustaka tepat waktu
  3.  Responsif terhadap semua niat baik staf memberikan layanan

Perpustakaan Masa Depan

Perpustakaan ideal masa depan menurut saya adalah perpustakaan hibrida (hybrid library), yakni perpaduan antara model konvensional dan model digital. Tuntutan akan keberadaan Perpustakan digital dipicu oleh kemajuan yang sangat pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, internet, serat optik, dan telepon genggam.

Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih menyebabkan Perpustakaan digital selain secara ekonomi lebuh murah juga memiliki beberapa keunggulan lain. Pertama, mudah diakses oleh siapa pun dan dari mana pun asal memiliki koneksi Internet, baik menggunakan PC, lap top, maupun telepon genggam. Para pemustaka tidak perlu datang secara fisik ke pepustakaan. Cukup dengan menyalakan komputer atau telepon genggam terkoneksi Internet, para pemustaka dapat melihat katalog, melakukan transaksi pemesanan dan peminjaman buku elektronik, serta mengakses dan mengunduh jurnal elektronik.
Kedua, lebih murah dari perpustakaan konvensional. Hal yang selalu menjadi kendala pada Perpustakaan  konvensional adalah ruang penyimpanan buku. Dengan memindai bahan pustaka ke dalam bentuk soft files dan menyimpannya ke dalam basis data, akan semakin banyak koleksi yang dapat disimpan serta dapat menghemat pengeluaran untuk penyediaan dan pengelolaan ruang perpustakaan.

Ketiga, selain berasal dari ruangan, pada perpustakaan digital, penghematan juga dapat dilakukan karena biaya pengiriman buku atau jurnal dari penerbit layaknya pada Perpustakaan konvensional tidak diperlukan. Dari sisi pemustaka, Perpustakaan digital juga amat efisien karena mencari dan mendapatkan buku tidak perlu mencarinya di rak buku, tetapi cukup dengan perangkat pencari yang disediakan atau menggunakan Google atau Yahoo.

Keempat, selain mempermudah akses ke bahan pustaka, Perpustakaan digital juga dapat menjangkau khalayak yang luas di seluruh dunia. Dengan demikian, karya ilmiah yang disajikan dalam data dapat dinikmati oleh ribuan bahkan jutaan orang di sekuruh dunia. Keterbukaan itu memberi peluang dilakukannya pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat dan terukur dan optimal, oleh siapa pun di dunia.

Kemudahan yang kini dapat dinikmati sedikit banyak dipicu oleh pemeringkatan pemanfaatan Internet untuk kepentingan pendidikan yang dikenal dengan nama Webometric yang dikeluarkan oleh sebuah laboratorium komputer berpusat di Spanyol. Karena ranking yang dihasilkan mendunia dan dibaca oleh banyak orang, setiap universitas berusaha memperbaiki rankingnya agar unggul dari universitas lain.

Persaingan itu memicu setiap universitas memperkaya aspek-aspek yang dijadikan dasar penilaian, yaitu Rich Files (R), visibility (V), Scholar (Sc), dan size. Dampak yang paling sederhana adalah makin banyaknya perguruan tinggi yang mengunggah file berjenis PDF, .PPT atau .DOC ke dalam laman webnya. Dari sinilah akses terbuka yang memberi kemudahan bagi perpustakaan maya dimulai. (Dr. Didi Sukyadi, MA)

Layanan Perpustakaan Berbasis Pengguna

Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan  penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.

Melihat fungsi dari perpustakan yang sedemikian “penting” maka layaklah diperhatikan oleh Pustakawan atau pun pengguna perpustakaan bahwa perpustakaan semestinya mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya, oleh karena nya kesan perpustakaan sebagai institusi kuno harus mulai dikikis, termasuk juga masalah pelayanan perpustakaan  yang harus memulai pelayanan yang berorientasi pengguna.

Layanan diperpustakaan secara teknis terbagi kedalam 3 kategori

Layanan TeknisLayanan ini biasanya berupa pengadaan dan pengolahan bahan pustaka, serta menginformasikan bahan pustaka yang telah diolah, serta ketersediaan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
Layanan Pemakai Biasanya layanan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yaitu: Sirkulasi, Skirpsi, Referensi, Reserve, OPAC,  Internet, Multi Media dan lain sebagainya
Layanan AdministrasiLayanan Administrasi terdiri dari dua kategori, yaitu layanan untuk administrasi perpustakaan/staf perpustakaan dan administrasi untuk pengguna perpustakaan, jenis layanan biasa nya berupa surat menyurat dan pengarsipan dokumen.

Layanan di perpustakaan ideal nya dapat lebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat, ini berarti orientasi pelayanan perpustakaan harus didasarkan pada kebutuhan pengguna, antisipasi perkembangan teknologi informasi dan pelayanan yang ramah, dengan kata lain menempatkan pengguna sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebijakan pada suatu perpustakaan, kesan kaku pelayanan diperpustakaan harus dieliminir sehingga perpustakaan berkesan lebih manusiawi.

Memfasilitasi bukan Membatasi

Menyimak bahwa teknologi informasi mulai merambah perpustakaan, perpustakaan juga harus senantiasa mampu mengantisipasi berbagai perkebangan jaman, terutama penggunaan teknologi informasi, berbagai perangkat penunjangnya, termasuk juga antisipasi akan penggunaan berbagai alat/mesin yang mungkin digunakan oleh pengguna perpustakaan.

Oleh karena nya berbagai fasilitas untuk menunjang proses akselerasi tansfer ilmu pengetahuan di perpustakaan harus disediakan dan dapat dipergunakan oleh penggunaLayanan pendukung lainnya juga harus senantiasa menjadi pertimbangan untuk mendudukan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan, kebanyakan dari Pustakawan sebenarnya hanya berorientasi melaksanakan pekerjaan saja ketika melayani pengguna sehingga tidak muncul inisiatif-inisiatif untuk memperbaiki layanan di perpustakaan.

Ketakutan akan suatu proses  atau hal yang baru seharusnya menjadi pemicu pustakawan untuk dapat lebih mengoptimalkan pelayanan, bukan takut akan perubahan itu sendiri. Inisiatif jelas dibutuhkan untuk memperbaiki layanan,  inisiatif itu sendiri sebanarnya bisa datang dari siapa saja, tapi pada praktisnya banyak inisiatif yang tidak dapat dijalankan karena pengaruh “ego”, atau pun gengsi-gengsi senioritas dan lain sebagainya, hal-hal seperti inil lah yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perpustakaan, terutama dalam bidang layanan, sehingga kecenderungan layanan menjadi “membatasi” bukan “memfasilitasi” pengguna.Â

Trend layanan TI di Perpustakaan

Perkembangan teknologi informasi mulai merambah perpustakaan, dan beberapa aplikasi mulai melengkapi jenis layanan dari perpustakaan, jenis dan layanan yang berbasis teknologi informasi di perpustakaan biasanya didasarkan pada model dan prosedur manual yang telah ada sebelumnya. Pengunaan teknologi informasi di perpustakaan pada akhirnya sangat menunjang layanan perpustakaan itu sendiri, antara lain mempercepat waktu untuk mendapatkan koleksi atau pun layanan sirkulasi yang lebih cepat dan akurat.

Beberapa titik layanan perpustakaan yang mulai menggunakan perangkat TI antara lain :
  • OPAC Merupakan singkatan dari Online Public Access Catalog, OPAC adalah katalog elektronik yang biasa digunakan oleh pengguna untuk mengetahui keberadaan suatu koleksi
  • Sirkulasi, Biasanya berupa proses peminjaman, perpanjangan  dan pengembalian koleksi perpustakaan serta pembayaran denda keterlambatan
  • Pengadaan/Pengolahan bahan koleksi, Proses in out dan edit data koleksi perpustakaan biasanya dilakukan di bagian pengadaan dan pengolahan, pada sebuah sistem informasi perpustakaan yang menggunakan perangkan personal computer biasanya proses ini dilakukan secara lektronik
  • Digital Library, Digital Library atau perpustakaan digital adalah perpustakaan yang menyediakan layanan penelusuran data full text atau secara utuh akan tetapi dalam bentuk format elektonik.
  • Administrasi, Pendaftaran dan surat bebas perpustakaan
  • Internet, Layanan ini dibutuhkan oleh pengguna untuk mencari informasi mengenai berbagai subjek ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya
  • Hot Spot, Hot Spot ini berarti menyediakan layanan internet bebas untuk suatu lingkungan yang terbatas, sebagai contoh di sekitar gedung perpustakaan. Dengan memiliki hot spot perpustakaan menyediakan jasa penelusuran internet yang dapat diakses oleh pengguna dari Laptop/Note Book yang biasa dibawa oleh pengguna, dengan sarat memiliki LAN Card Wireless.
Pelayanan perpustakaan berorientasi pengguna harus segera diimplementasikan di perpustakaan untuk menunjang proses akselerasi transfer ilmu pengetahuan, yang secara global dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan berimbas pada kemajuan bangsa dalam segala bidang, berorientasi pada pengguna, berarti perpustakaan telah menempatkan pengguna sebagai subjek dari layanan perpustakaan.(source)

Menyimak Fungsi Perpustakaan

 Perpustakaan biasanya identik dengan dunia pendidikan, karena pada umumnya memang terdapat di lembaga-lembaga pendidikan. Masyarakat awam menilai perpustakaan hanya sebagai tempat dimana terdapat rak, dengan buku-buku yang berjajar, seolah-olah di samakan dengan toko buku, karena memang demikian lah fungsi dari perpustakaan menurut kebanyakan orang

Perpustakaan biasanya identik dengan dunia pendidikan, karena pada umumnya memang terdapat di lembaga-lembaga pendidikan. Masyarakat awam menilai perpustakaan hanya sebagai tempat dimana terdapat rak, dengan buku-buku yang berjajar, seolah-olah di samakan dengan toko buku, karena memang demikian lah fungsi dari perpustakaan menurut kebanyakan orang.   Maksud dari didirikan nya perpustakaan adalah menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi, untuk di koleksi secara berkesinambungan,  di olah dan diproses melalui suatu rangkaian tertentu. Secara garis besar perpustakaan berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan peradaban manusia,  dengan mengumpulkan, memelihara dan menggunakan kembali koleksi-koleksi perpustakaan yang merupakan sumber informasi.

Awalnya perpustakaan diartikan sebagai sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Menilik pengertian di atas terdapat dua unsur utama yaitu ruangan dan koleksi, dan dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto ).

Menurut Drajat (Drajat; 2009), setidaknya terdapat lima fungsi dari perpustakaan. Pertama, merupakan sumber segala informasi. Kedua, merupakan fasilitas pendidikan nonformal, khususnya bagi anggota masyarakat yang tidak sempat mendapatkan kesempatan pendidikan formal. Ketiga, sarana atau tempat pengembangan seni budaya bangsa, melalui buku atau majalah. Keempat, karena keragaman bahan bacaan yang disimpannya, perpustakaan sekaligus memberikan hiburan bagi pembacanya. Dan kelima, merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.

Namun demikian masih jarang sekali orang yang memanfaatkan perpustakaan untuk kepentingan seperti yang disebutkan di atas, bahkan di kalangan perpustakaan perguruan tinggi sekalipun, pada kenyataanya banyak sekali mahasiswa yang tidak pernah mengunjungi perpustakaan dari awal kuliah hingga yang bersangkutan lulus, dan banyak sekali dari mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan hanya ketika mereka menyusun tugas akhir dan skripsi, pada proses nya pun jarang dilakukan penelitian yang benar-benar melibatkan fasilitas perpustakaan,  yang dilakukan hanyalah “mencotek” atau “mengutip” hasil dari penelitian orang lain, meskipun tidak semua mahasiswa berlaku demikian.


Kondisi yang seperti ini perlu dicarikan “solusi”  iklim yang mendukung fungsi dari perpustakan perlu di ciptakan, dan menciptakan iklim tersebut dapat dilakukan salah satunya adalah dengan cara mendidik pengguna (user education) sehingga fungsi dari perpustakaan dapat difahami dengan baik. (source)

Thursday, March 6, 2014

Rancangan Tata Ruang Perpustakaan Polikant

Rancangan Tata Ruang dan Peralatan 
Perpustakaan Politeknik Perikanan Negeri Tual

Fungsi dan tugas yang diemban oleh perpustakaan akan menentukan kegiatan yang dilaksanakannya. Kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ruangan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Hal ini akan menentukan susunan dan luas ruangan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan. Hal ini akan menentukan susunan dan luas ruangan yang dibutuhkan dalam gedung (Ruang perpustakaan). Hal ini juga akan mempengaruhi desain gedung/ruang perpustakaan yang dibutuhkan baik bentuk dan luasnya. untuk mencapai tujuan dan terlaksananya fungsi perpustakaan.
Berikut ini adalah contoh gambar disain tata ruang perpustakaan :

  
 

 
 

 

 
 


Powered by Blogger.